Aku hanya sebagian rindu yang tak pernah kau ucapkan.
Ketika matahari mulai bersinar, kau masih tetap sama merindukannya. Merindukan kehadiran yang tak di harapkan, kehadiran yang selalu engkau tunggu tanpa mengenal waktu. Aku sadar betapa bodohnya diriku yang selalu menunggu tanpa mengenal lelah, Aku memang bodoh berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia untuk mengharapkan seberapa lelahnya diriku untuk berhenti mencemaskan dirimu di sana. Dan aku berdoa kepada Tuhan untuk semua, semuanya yang pernah hadir dalam hidupku.
Ya memang, ini akan sia-sia tanpa ada usaha. Sia-sia ketika kamu melakukan segala sesuatu untuk orang terkasihmu, Sia-sia ketika kamu merasakan betapa berdegupnya debaran di hatimu ketika kamu berada di sisi orang yang kamu sayang tanpa ada imbalan yang baik. Apa aku terlalu bodoh jika aku mengharapkan imbalan darinya ? Apa aku bodoh jika rasa rinduku terbalaskan suatu saat nanti meskipun ia tidak tahu aku disini merindukan yang teramat sangat rindu ?
Bolehkah aku menyadarinya ketika ini akan berakhir kecewa nantinya ?
Bahkan aku harus menampung semua perasaan yang aku punya tanpa orang lain tahu kalau aku sedang memendam semuanya ?
Tuhan, tolong sadarkan aku. Sadarkan aku kalau semua ini hanya ilusi dari aku yang punya. Aku tidak mau berada di ilusi yang tidak nyata untukku. Memikirkannya saja sudah membuat aku muak, muak memikirkan kapan ini akan berakhir begitu cepat untukku.
~Dari wanita terkasihmu dahulu kala~
Comments
Post a Comment