Skip to main content

BAD GUY

Hari kedua aku melakukan aktivitas di luar ruangan dan itu membuatku sedikit pusing karena aku bertemu dengan orang banyak di hari kedua ini. Aku selalu belajar bagaimana berinteraksi dengan yang lain, tahu sendiri ketika orang lain melihatku yang pasti mereka sedikit aneh. Mengapa? karena mereka pikir aku ini mengalami gangguan pada jiwaku padahal menurutku tidak sama sekali mengalami itu semua. Banyak yang mencemoohku hingga keluargaku bilang kalau orang di sekitarnya bilang "Kok tidak di bawa ke rumah sakit jiwa sih? Emang tidak malu punya anak dengan gangguan jiwa gitu"  tapi mau gimana lagi yang nama manusia tidak ada yang tahu isi otak dan hatinnya kaya apa.

Selang beberapa hari ketika aku keluar dari rumah untuk sekedar menyapa atau berinteraksi dengan orang lain, aku bertemu dengan seorang nenek yang duduk termenung dengan membawa sebuah tas jinjing. Aku pun tidak tahu apa yang nenek itu bawa dan entah kemana nenek itu pergi tapi setelah aku mendekatinya untuk bertanya sedang apa duduk di situ, kamu tahu apa yang nenek itu bilang?
"Pergi! Saya tidak mau di ganggu dengan orang gila sepertimu." Begitu katanya dan aku pun kaget kenapa dia berbicara seperti itu padaku setelah dia melihat penampilanku mirip seperti orang gila kebanyakan. Yang aku tahu cara berpakaianku terlihat biasa saja tapi kenapa nenek itu berbicara seakan aku ini orang gila yang selalu berjalan di jalan-jalan tanpa ada yang mengurus.

Lalu aku menjauh darinya dan berjalan menuju menara yang tidak jauh jaraknya dariku, aku mulai melihat-lihat orang sekitar apa yang mereka lakukan semenjak aku berdiam diri di kamar. Setapak demi setapak aku lalui dan orang yang melihat diriku sedikit merasa aneh karena mungkin mereka melihat dari penampilanku atau aku tidak menggunakan alas kaki. Lupakan, di sini aku melihat penjual makanan hangat saat kota memasuki musim dingin dan aku juga melihat beberapa penjual minuman hangat seperti menjual teh hangat atau sekedar kopi hangat, aku yang  niatnya mencicipi namun niatnya ku urungkan karena di sebrang sana sedang ramai entah apa yang terjadi di sana dan sekarang aku mencoba untuk berjalan ke arah sana untuk melihat. Mungkin karena makanan itu sangat enak atau memang ada kejadian yang membuat orang mengerumuni pusat kejadian.

Karena jalanku sedikit lambat dari orang lain akibat kakiku mulai kram saat berjalan terlalu jauh, mungkin akibat tidak pernah keluar semenjak kejadian yang menimpaku saat itu. Dan "Brukkk..." orang di belakang menabrakku dan aku pun tersungkur ke jalanan, kemudian sebuah uluran tangan di hadapan mukaku yang begitu tragis.
 "Kamu tidak apa-apa, Nona?" Tanyanya padaku saat aku hanya diam saja ketika ia mengulurkan tangannya padaku. Aku yang mendengarkan itu hanya diam saja karena aku tidak tahu antara kesal atau berterima kasih karena orang tersebut telah menanyakan keadaanku baik-baik atau tidak. Tapi aku mengesampingkan egoku untuk marah pada orang lain dan tersenyum kikuk padanya.
 "Aku baik-baik saja, bisa tolong bantu aku untuk berdiri?" Tanyaku padanya tanpa memikirkan harga diriku
Orang Asing itu pun hanya bengong saat aku mencoba menanyakan apakah dia bisa menolongku atau tidak, dan seketika dengan refleks orang itu menarik tanganku kemudian membantuku untuk berdiri. Oh Tuhan aku sangat berterima kasih karena kakiku tidak terkilir.
"Kakimu tidak apa-apa, Nona?"
"Oh ini, tidak ada apa-apa." Jawabku dan langsung pergi meninggalkan orang itu dan melanjutkan jalan ke arah kerumunan itu.
***

Comments

Popular posts from this blog

Ketika rindu terbelenggu

Aku hanya sebagian rindu yang tak pernah kau ucapkan. Ketika matahari mulai bersinar, kau masih tetap sama merindukannya. Merindukan kehadiran yang tak di harapkan, kehadiran yang selalu engkau tunggu tanpa mengenal waktu. Aku sadar betapa bodohnya diriku yang selalu menunggu tanpa mengenal lelah, Aku memang bodoh berapa banyak waktu yang terbuang sia-sia untuk mengharapkan seberapa lelahnya diriku untuk berhenti mencemaskan dirimu di sana. Dan aku berdoa kepada Tuhan untuk semua, semuanya yang pernah hadir dalam hidupku. Ya memang, ini akan sia-sia tanpa ada usaha. Sia-sia ketika kamu melakukan segala sesuatu untuk orang terkasihmu, Sia-sia ketika kamu merasakan betapa berdegupnya debaran di hatimu ketika kamu berada di sisi orang yang kamu sayang tanpa ada imbalan yang baik. Apa aku terlalu bodoh jika aku mengharapkan imbalan darinya ? Apa aku bodoh jika rasa rinduku terbalaskan suatu saat nanti meskipun ia tidak tahu aku disini merindukan yang teramat sangat rindu ? Bolehkah

PANDANGAN MALAM HARI

Malam ini cahaya semakin redup bahkan bintang pun bersinar dengan terang Matahari yang tadinya bersinar dengan nyata seakan menghilang tergantinya oleh sang bintang Tak pernah menyangka tiba-tiba mengapa menyukai keadaan langit saat malam hari, sebab menurut sebagian orang malam hari waktu di mana hari ini menjadi indah karena bintang bermunculan dimana-mana. Coba bayangkan ketika kalian sedang duduk di taman dengan sebuah secangkir kopi hangat atau minuman hangat lainnya sambil memandang langit di malam hari, apakah perasaan akan berubah menjadi hangat ketika memandang langit malam? Kalau tidak merasakan itu berarti keadaan suasana hati sedang kacau. Coba lah untuk menatap langit malam dengan perasaan bahagia, mungkin akan terasa lebih hangat karena malam hari akan menggantikan hari esok yang baru. Hari di mana berubah menjadi baik atau buruk, hari di mana sikap seseorang akan berubah menjadi baik atau jahat, hari di mana seseorang akan berteman baik dengan takdir yang sudah d