Hari kedua aku melakukan aktivitas di luar ruangan dan itu membuatku sedikit pusing karena aku bertemu dengan orang banyak di hari kedua ini. Aku selalu belajar bagaimana berinteraksi dengan yang lain, tahu sendiri ketika orang lain melihatku yang pasti mereka sedikit aneh. Mengapa? karena mereka pikir aku ini mengalami gangguan pada jiwaku padahal menurutku tidak sama sekali mengalami itu semua. Banyak yang mencemoohku hingga keluargaku bilang kalau orang di sekitarnya bilang "Kok tidak di bawa ke rumah sakit jiwa sih? Emang tidak malu punya anak dengan gangguan jiwa gitu" tapi mau gimana lagi yang nama manusia tidak ada yang tahu isi otak dan hatinnya kaya apa.
Selang beberapa hari ketika aku keluar dari rumah untuk sekedar menyapa atau berinteraksi dengan orang lain, aku bertemu dengan seorang nenek yang duduk termenung dengan membawa sebuah tas jinjing. Aku pun tidak tahu apa yang nenek itu bawa dan entah kemana nenek itu pergi tapi setelah aku mendekatinya untuk bertanya sedang apa duduk di situ, kamu tahu apa yang nenek itu bilang?
"Pergi! Saya tidak mau di ganggu dengan orang gila sepertimu." Begitu katanya dan aku pun kaget kenapa dia berbicara seperti itu padaku setelah dia melihat penampilanku mirip seperti orang gila kebanyakan. Yang aku tahu cara berpakaianku terlihat biasa saja tapi kenapa nenek itu berbicara seakan aku ini orang gila yang selalu berjalan di jalan-jalan tanpa ada yang mengurus.
Lalu aku menjauh darinya dan berjalan menuju menara yang tidak jauh jaraknya dariku, aku mulai melihat-lihat orang sekitar apa yang mereka lakukan semenjak aku berdiam diri di kamar. Setapak demi setapak aku lalui dan orang yang melihat diriku sedikit merasa aneh karena mungkin mereka melihat dari penampilanku atau aku tidak menggunakan alas kaki. Lupakan, di sini aku melihat penjual makanan hangat saat kota memasuki musim dingin dan aku juga melihat beberapa penjual minuman hangat seperti menjual teh hangat atau sekedar kopi hangat, aku yang niatnya mencicipi namun niatnya ku urungkan karena di sebrang sana sedang ramai entah apa yang terjadi di sana dan sekarang aku mencoba untuk berjalan ke arah sana untuk melihat. Mungkin karena makanan itu sangat enak atau memang ada kejadian yang membuat orang mengerumuni pusat kejadian.
Karena jalanku sedikit lambat dari orang lain akibat kakiku mulai kram saat berjalan terlalu jauh, mungkin akibat tidak pernah keluar semenjak kejadian yang menimpaku saat itu. Dan "Brukkk..." orang di belakang menabrakku dan aku pun tersungkur ke jalanan, kemudian sebuah uluran tangan di hadapan mukaku yang begitu tragis.
"Kamu tidak apa-apa, Nona?" Tanyanya padaku saat aku hanya diam saja ketika ia mengulurkan tangannya padaku. Aku yang mendengarkan itu hanya diam saja karena aku tidak tahu antara kesal atau berterima kasih karena orang tersebut telah menanyakan keadaanku baik-baik atau tidak. Tapi aku mengesampingkan egoku untuk marah pada orang lain dan tersenyum kikuk padanya.
"Aku baik-baik saja, bisa tolong bantu aku untuk berdiri?" Tanyaku padanya tanpa memikirkan harga diriku
Orang Asing itu pun hanya bengong saat aku mencoba menanyakan apakah dia bisa menolongku atau tidak, dan seketika dengan refleks orang itu menarik tanganku kemudian membantuku untuk berdiri. Oh Tuhan aku sangat berterima kasih karena kakiku tidak terkilir.
"Kakimu tidak apa-apa, Nona?"
"Oh ini, tidak ada apa-apa." Jawabku dan langsung pergi meninggalkan orang itu dan melanjutkan jalan ke arah kerumunan itu.
Selang beberapa hari ketika aku keluar dari rumah untuk sekedar menyapa atau berinteraksi dengan orang lain, aku bertemu dengan seorang nenek yang duduk termenung dengan membawa sebuah tas jinjing. Aku pun tidak tahu apa yang nenek itu bawa dan entah kemana nenek itu pergi tapi setelah aku mendekatinya untuk bertanya sedang apa duduk di situ, kamu tahu apa yang nenek itu bilang?
"Pergi! Saya tidak mau di ganggu dengan orang gila sepertimu." Begitu katanya dan aku pun kaget kenapa dia berbicara seperti itu padaku setelah dia melihat penampilanku mirip seperti orang gila kebanyakan. Yang aku tahu cara berpakaianku terlihat biasa saja tapi kenapa nenek itu berbicara seakan aku ini orang gila yang selalu berjalan di jalan-jalan tanpa ada yang mengurus.
Lalu aku menjauh darinya dan berjalan menuju menara yang tidak jauh jaraknya dariku, aku mulai melihat-lihat orang sekitar apa yang mereka lakukan semenjak aku berdiam diri di kamar. Setapak demi setapak aku lalui dan orang yang melihat diriku sedikit merasa aneh karena mungkin mereka melihat dari penampilanku atau aku tidak menggunakan alas kaki. Lupakan, di sini aku melihat penjual makanan hangat saat kota memasuki musim dingin dan aku juga melihat beberapa penjual minuman hangat seperti menjual teh hangat atau sekedar kopi hangat, aku yang niatnya mencicipi namun niatnya ku urungkan karena di sebrang sana sedang ramai entah apa yang terjadi di sana dan sekarang aku mencoba untuk berjalan ke arah sana untuk melihat. Mungkin karena makanan itu sangat enak atau memang ada kejadian yang membuat orang mengerumuni pusat kejadian.
Karena jalanku sedikit lambat dari orang lain akibat kakiku mulai kram saat berjalan terlalu jauh, mungkin akibat tidak pernah keluar semenjak kejadian yang menimpaku saat itu. Dan "Brukkk..." orang di belakang menabrakku dan aku pun tersungkur ke jalanan, kemudian sebuah uluran tangan di hadapan mukaku yang begitu tragis.
"Kamu tidak apa-apa, Nona?" Tanyanya padaku saat aku hanya diam saja ketika ia mengulurkan tangannya padaku. Aku yang mendengarkan itu hanya diam saja karena aku tidak tahu antara kesal atau berterima kasih karena orang tersebut telah menanyakan keadaanku baik-baik atau tidak. Tapi aku mengesampingkan egoku untuk marah pada orang lain dan tersenyum kikuk padanya.
"Aku baik-baik saja, bisa tolong bantu aku untuk berdiri?" Tanyaku padanya tanpa memikirkan harga diriku
Orang Asing itu pun hanya bengong saat aku mencoba menanyakan apakah dia bisa menolongku atau tidak, dan seketika dengan refleks orang itu menarik tanganku kemudian membantuku untuk berdiri. Oh Tuhan aku sangat berterima kasih karena kakiku tidak terkilir.
"Kakimu tidak apa-apa, Nona?"
"Oh ini, tidak ada apa-apa." Jawabku dan langsung pergi meninggalkan orang itu dan melanjutkan jalan ke arah kerumunan itu.
***
Comments
Post a Comment